
LEBAK, BILHAKIMTVNEWS.COM – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Adjidarmo Kabupaten Lebak kerap mengalami kekosongan obat anestesi (obat bius) dalam beberapa hari terakhir.
Kondisi ini berdampak pada tertundanya sejumlah tindakan operasi yang seharusnya dijadwalkan bagi pasien.
Ketua Keluarga Mahasiswa Lebak (Kumala) perwakilan Rangkasbitung Idham Mufarrij Haqim mengatakan, stok obat bius merupakan komponen vital dalam pelayanan bedah atau operasi.
“Kami pun mempertanyakan kepada Direktur RSUD Adjirdarmo apakah tidak adanya anggaran atau ada kendala yang lainnya, karena ini harus segera di tindak tegas. Jangan sampai rumah sakit yang menjadi penunjang masyarakat kabupaten Lebak ini masih belum siap untuk menjadi fasilitator masyarakat Lebak sendiri,” ungkap Idham kepada Bilhakimtvnews.com. Jum’at 31 Oktober 2025.
Menurutnya, akibat kekosongan ini, sejumlah operasi non-darurat ditunda, sementara operasi darurat dilakukan secara sangat selektif dengan stok terbatas.
“Krisis ini menimbulkan pertanyaan besar soal manajemen distribusi obat, penting di fasilitas kesehatan daerah. Masyarakat berharap pemerintah pusat turun tangan memastikan ketersediaan obat bius, karena setiap penundaan operasi berarti menunda keselamatan pasien,” katanya.
Ia menegaskan, jangan sampai gara-gara ketersediaan obat menimbulkan korban.
“Jangan sampai gara-gara kekosongan atau tidak adanya ketersediaan obat, pasien yang menjadi korban. Kami mendesak Bupati Lebak Hasbi Asyidiqi Jayabaya untuk turun tangan dan memanggil Dirut RSUD Adjidharmo,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur RSUD Adjidharmo dr. Budi Mulyanto mengaku ada keterlambatan pengiriman dari Vendor.
“Perhari ini sudah dikirim, dan operasi sudah bisa dilakukan lagi,” kata Budi saat di konfirmasi melalui pesan WhatsApp. (LH)

